6 Alasan Kesehatan Kenapa Orang Perlu Menikah

img
Slogan menikah bisa membuat seseorang hidup lebih lama mungkin ada benarnya. Karena ada alasan-alasan kesehatan tertentu yang membuat pernikahan menjadikan orang berusia panjang. More

Manfaat Tambahan Pil Kontrasepsi


SETIAP tahun Indonesia mengalami kenaikan jumlah penduduk. Kekhawatiran akan ledakan penduduk pun tak dapat dihindari. Sayangnya, perhatian masyarakat untuk mengikuti program KB masih amat rendah, meski banyak manfaat yang ditawarkan.

Hasil sensus 2010 menunjukkan penduduk Indonesia saat ini berjumlah 237,6 juta jiwa. Angka ini naik sebesar 32,5 juta dalam kurun waktu 10 tahun dibanding hasil sensus pada 2000 yang berjumlah 205,1 juta jiwa. Karenanya, ancaman ledakan penduduk pun menghantui negara ini. “Padahal, target kita di BKKBN pada 2014 pertumbuhan penduduk dapat ditekan menjadi 1,14 persen,” kata Direktur Jaminan & Pelayanan KB BKKBN Setia Edi M Kes.

Saat ini angka pasangan usia subur (PUS) yang tidak memakai kontrasepsi di Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 10 persen atau 5 juta dari jumlah total PUS yang sebesar 56 juta. Angka keguguran juga setali tiga uang, yaitu sebesar 3 juta tiap tahunnya. Demikian pula angka kelahiran yang masih mencapai 5 juta per tahun.

Laju pertumbuhan penduduk yang makin mencemaskan tentu mengharap kesadaran masyarakat untuk mulai aktif menggunakan kontrasepsi. Terlebih lagi kini sudah banyak jenis kontrasepsi yang memudahkan wanita untuk memilih. Prof dr Firman Lubis MPH selaku ketua Koalisi Untuk Indonesia Sehat mengatakan, pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya diserahkan penuh kepada perempuan. “Tergantung pada kebutuhan dan selera si ibu,” ujarnya.

Ada tiga macam metode kontrasepsi, yaitu metode hormon yang mencakup penggunaan pil, sistem IUS, implant, dan cincin vagina; metode barrieryang mencakup alat intrauterine (IUD, coil), dan penggunaan kondom; serta metode alternatif yakni sterilisasi baik pria maupun wanita, pencabutan ketika bersanggama, dan keluarga berencana alami.

Di antara jenis alat kontrasepsi, penggunaan pil terbilang yang paling mudah sebab tidak perlu pergi ke bidan atau dokter. Saat pertama kali diluncurkan, pil kontrasepsi hanya digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Seiring dengan waktu dan riset yang dilakukan bertahun-tahun, pil kontrasepsi modern menawarkan manfaat kesehatan yang lebih luas selain mencegah kehamilan.

“Seperti mengatasi jerawat, gejala-gejala pramenstruasi, dan pendarahan hebat saat menstruasi,” kata Prof dr Biran Affandi SpOG (K) saat konferensi pers peringatan World Contraception Day (WCD) 2010 yang diadakan Bayer Schering Pharma Indonesia di Citywalk beberapa waktu lalu.

Biran menjelaskan, pil kontrasepsi bekerja di dua tempat, yakni di otak dan sekeliling rahim, tubafalopi, dan uterus. “Hormon membuat tubuh menyangka bahwa telah terjadi kehamilan, jadi pembuahan tidak terjadi,” ujar Ketua Asia Pacific Council on Contraception (APCOC) ini.

Kontrasepsi hormon menghambat dua hormon kunci penyebab terjadinya pembuahan. Pertama mencegah lepasnya hormon yang berperan dalam pematangan sel telur. Ditambah lagi, pil mencegah lepasnya Luteinizing Hormone (LH). Zat tersebut normalnya menyebabkan lepasnya sel telur matang yang siap dibuahi di tengah masa siklus. Produksi natural dari kedua hormon tersebut dimulai ketika tingkat progesteron dan estrogen sedang rendah.

Tetapi berhubung kedua zat itu ada dalam pil kontrasepsi, siklus produksi tidak dapat dimulai. Estrogen dalam pil kontrasepsi membuat stabilnya siklus 28 hari tanpa adanya pendarahan sebelum menstruasi dan mencegah lepasnya kedua hormon itu. Progestin mencegah penebalan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi, jadi pembuahan tidak terjadi. Selain itu, lendir di leher uterus (serviks) menjadi kental sehingga sperma tidak bisa menembusnya. Perempuan pun bisa mendapat manfaat tambahan dari penggunaan pil kontrasepsi ini.

Di samping manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya, pil kontrasepsi dapat mengurangi risiko pembentukan kista dalam rahim dan payudara, serta menurunkan risiko tumor dan kanker.
Bagaimana mekanismenya? Biran menjelaskan, pil kontrasepsi bekerja menekan terjadinya ovulasi dan mengurangi aktivitas ovarium sehingga risiko kanker pun menurun. Pil ini pun membuat lendir di leher rahim menjadi lebih kental sehingga mencegah masuknya spermatozoa dan kuman-kuman penyebab infeksi kelamin yang lain.

Di samping itu, risiko kanker rahim dapat ditekan karena pil ini mencegah terjadinya gerakangerakan selaput saluran telur dari otot polos yang tinggi. Menurut Biran, banyak yang ragu untuk menggunakan pil kontrasepsi dengan alasan dapat berisiko tinggi terkena kanker, tentunya hal ini tidak terbukti. Terlebih lagi kandungan hormon dalam pil telah dikurangi dalam 40 tahun terakhir. Jadi, perbandingan antara estrogen dan progestin telah berubah sehingga efek samping yang tidak diinginkan pun dapat semakin diminimalisasi.

Pil kontrasepsi sangat mudah digunakan. Cukup mengonsumsinya dengan waktu yang sama setiap hari. Keteraturan adalah hal yang penting, karena jika tidak, keseimbangan hormon akan terganggu. Biasanya wanita akan mulai menggunakan pil tersebut di hari pertama haid dan dilanjutkan selama 21 hari. Lalu akan dihentikan selama satu minggu. Biran menyarankan mereka yang tertarik mengonsumsi pil ini untuk berkonsultasi ke dokter lebih dahulu.

Warna Kuku Gambarkan Kesehatan

Anda ingin mewarnai kuku ? Lebih baik jangan warnai kuku Anda. Tahukah kuku dapat menggambarkan pertanda kesehatan tubuh secara keseluruhan? Sebuah sentuhan putih di sini, ada yang sedikit kemerahan, atau riak atau gundukan mungkin merupakan tanda penyakit di dalam tubuh. Permasalahan dalam hati, paru-paru, dan jantung dapat muncul dalam kuku.

Kuku pucat
Kuku pucat atau putih kadang terkait dengan penuaan. Tapi ini juga bisa menjadi pertanda penyakit serius, seperti: anemia, gagal jantung kongestif, penyakit hati, dan malnutrisi.

Kuku putih
Jika kuku yang umumnya berwarna putih dengan pinggiran lebih gelap, ini dapat mengindikasikan masalah hati, seperti hepatitis.

Kuku kuning
Salah satu penyebab paling umum kuku kuning adalah infeksi jamur. Saat infeksi memburuk, kuku bisa menebal dan runtuh. Dalam kasus kuku kuning dapat menunjukkan kondisi yang lebih serius seperti penyakit tiroid parah, penyakit paru-paru, diabetes atau psoriasis.

Kuku kebiruan
Kuku dengan warna kebiruan dapat berarti tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Ini bisa mengindikasikan infeksi di paru-paru, seperti radang paru-paru. Dasar kebiruan sedikit mungkin menggambarkan diabetes.

Kuku bergelombang
Jika permukaan kuku yang bergelombang, ini mungkin merupakan tanda awal dari psoriasis atau artritis inflamasi. Psoriasis, 10 persen permulaan ditandai kondisi kulit yang dimulai perubahan pada kuku. Tandanya dimulai dari perubahan kulit di bawah kuku tampak coklat kemerahan.

Kuku retak
Kuku kering dan rapuh atau terbelah telah dikaitkan dengan penyakit tiroid.Kuku pecah dikombinasikan dengan warna kekuningan lebih mungkin karena infeksi jamur.

Kuku bengkak
Jika kulit di sekitar kuku tampak merah dan bengkak, ini dikenal sebagai peradangan lipatan kuku. Ini mungkin hasil dari lupus atau penyakit lain jaringan ikat.

Garis hitam di bawah
Garis hitam bawah kuku harus diselidiki sesegera mungkin. Mereka kadang-kadang disebabkan oleh melanoma, jenis yang paling berbahaya dari kanker kulit.

Selain terkait dengan kesehatan badan, kebiasaan menggigit kuku bisa menandakan kegelisahan terus-menerus. Menggigit kuku juga telah dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif. Jika Anda tidak bisa berhenti, konsultasikan kepada dokter.

Manfaat Racun Lebah untuk Penyembuhan Demensia

Lebah membangun sarangnya

Sudah banyak bukti bahwa lebah bermanfaat bagi kesehatan, tidak hanya madu yang bernilai gizi tinggi, bahkan racunnya pun bisa untuk pengobatan, seperti apiterapi yang telah dipraktikkan ribuan tahun.

Bahkan pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di Nanjing, Cina, September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui terapi lebah bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan.

Para ilmuwan modern pun tertarik untuk meneliti racun ini. Baru-baru ini, para ilmuwan Belgia meneliti racun yang diekstrak dari racun lebah madu, yang potensial untuk pengobatan dalam rangka mengurangi gejala seperti distrofi otot (kelainan otot yang biasanya terjadi pada anak-anak karena adanya penyakit kronis atau cacat bawaan sejak lahir), depresi, dan demensia.

Apamin, racun peptida alami yang ditemukan dalam racun lebah, sudah terkenal berkat kemampuannya  memblokir satu jenis saluran ion yang memungkinkan arus berkecepatan tinggi dan selektif mengeluarkan ion potasium dari saraf. Menghalangi saluran di otak ini menyebabkan saraf menjadi sangat mudah dirangsang (hyperexcitable), memperbaiki belajar,  yang memiliki implikasi untuk pengobatan demensia dan depresi. Selain itu, suntikan apamin bisa memperbaiki gejala yang dialami penderita distrofi otot miotonik (MD).

Sampai saat ini, mekanisme yang tepat yang dilakukan apamin kurang dipahami. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Biological Chemistry, dua tim dari Universitas Bristol dan Universitas Liege di Belgia menggambarkan hasil kerja mereka mengenai saluran ion kalium KCa2 ini, yang disebut juga saluran SK.

Menggunakan model komputer dan pendekatan genetik, para peneliti mampu mengetahui dengan tepat di mana apamin mengikat untuk memblokir saluran tersebut. Yang mengejutkan dari temuan ini, apamin mengikat jauh dari saluran pori, dan menyebabkan bentuk saluran berubah melalui sebuah mekanisme ‘alosterik’, sehingga terblokir.

Profesor Vincent Seutin, dari Universitas Liège, mengatakan, “Saya sangat antusias tentang hasil penelitian kami.” Ia percaya bahwa, dengan bantuan sepotong informasi ini, mengarahkan saluran ini untuk pengembangan obat di masa depan, bisa lebih mudah.

Biji Jambu Mete Obat Anti-Diabet yang Efektif

Ekstrak biji jambu mete secara efektif sebagai obat antidiabet yang menjanjikan, menurut sebuah penelitian baru dari Universitas Montreal (Kanada) dan Universitas de Yaoundé (Kamerun). Temuan ini diterbitkan jurnal Molecular Nutrition & Food Research.

Para peneliti menyelidiki manfaat kesehatan produk pohon jambu mete pada diabetes, terutama apakah ekstrak mete dapat meningkatkan respon tubuh terhadap insulin.

Diabetes disebabkan ketika seseorang memiliki gula darah tinggi karena tubuh mereka tidak menanggapi insulin dengan baik, dan/atau tidak cukup memproduksi hormon insulin. Penyakit ini, yang mempengaruhi hampir 220 juta jiwa di seluruh dunia, dapat memicu jantung atau penyakit ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak daun, kulit kayu, biji, dan buah dari pohon jambu mete pada sel-sel yang merespons insulin.

“Dari semua ekstrak yang diuji, hanya ekstrak biji mete secara signifikan mendorong penyerapan gula darah oleh sel otot,” kata penulis senior Pierre S. Haddad, seorang profesor farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Montreal, Kanada. “Ekstrak dari bagian-bagian lain tanaman itu tidak memiliki efek seperti itu. Ini menunjukkan bahwa ekstrak biji mete kemungkinan mengandung senyawa aktif, yang dapat memiliki sifat anti-diabetes potensial.”

Telah lama produk pohon jambu mete diduga menjadi agen anti-peradangan yang efektif, meng-counter gula darah tinggi dan mencegah resistensi insulin di kalangan penderita diabetes. “Penelitian kami memvalidasi penggunaan produk pohon jambu mete secara tradisional untuk diabetes,” kata Dr Haddad, yang juga direktur Lembaga Penelitian Kesehatan Kanada.

Pinggul Besar, Daya Ingat Lemah

Pinggul Besar, Daya Ingat Lemah

Ukuran pinggul yang besar bukan cuma menyulitkan pemilihan model baju, tetapi juga memengaruhi daya ingat seorang perempuan. Bagaimana bisa?

Berbagai literatur telah menyatakan dampak buruk kelebihan berat badan. Tumpukan lemak di area pinggang sudah diketahui akan meningkatkan risiko diabetes, kanker, juga penyakit jantung. Nah, ukuran pinggul yang besar, menurut tim peneliti dari The Northwestern Medicine berkaitan dengan kemampuan memori yang buruk.

Kesimpulan tersebut berasal dari studi yang melibatkan 8.745 wanita menopause berusia 65-79 tahun. Mereka diminta mengisi tes yang berkaitan dengan memori supaya dokter bisa menilai fungsi otak mereka. Para partisipan juga diukur body mass index (BMI). Hampir dua pertiga partisipan mengalami kegemukan atau obesitas.

Para peneliti menemukan bahwa setiap poin kenaikan BMI, skor tes kemampuan daya ingat mereka juga turun satu poin. Dan, partisipan yang memiliki bentuk tubuh pir (pinggang kecil, tetapi pinggul lebar) memiliki skor yang paling buruk.

Menurut para ahli, hal itu terkait dengan jenis lemak yang menumpuk di bagian pinggul dengan perut. Pasalnya, jenis lemak yang berbeda akan melepaskan hormon yang berlainan serta memiliki efek yang bervariasi pada resistensi insulin, lipid, dan tekanan darah.

“Lemak mungkin terkait dengan terjadinya plak yang memicu penyakit Alzheimer atau penyumbatan sirkulasi darah ke otak,” kata Dr Diana Kerwin. Memang kita tidak bisa mengubah bentuk tubuh kita, tetapi kita bisa mengendalikan berat badan, ujarnya.

Lindungi Diri dari Kanker Mulut dengan Kopi

Minum empat cangkir kopi dalam sehari bisa membantu melindungi Anda dari risiko kanker mulut. Tapi, dokter menganjurkan agar tidak minum kopi dalam takaran berlebihan. Sebab, kafein di dalamnya dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

Beberapa dari 1.000 bahan kimia yang terdapat dalam kopi – termasuk antioksidan – mungkin menawarkan perlindungan terhadap berbagai jenis kanker. Hal itu menurut penelitian yang dilakukan tim dari University of Utah, Amerika Serikat.

Penelitian terdiri dari sembilan studi yang dilakukan di Eropa, Amerika dan Amerika Tengah, dengan membandingkan kebiasaan minum kopi sekitar 5000 pasien kanker dan lebih dari 9.000 orang sehat. Dari penelitian juga dilihat kebiasaan merokok, makan dan juga konsumsi alkohol. Para peneliti menemukan, peminum kopi reguler risiko terkena kanker mulut dan kerongkongan, lebih rendah 39 persen daripada orang yang tidak minum kopi.

“Kami memiliki sample yang cukup besar dan kami mengombinasikan data dari banyak penelitian. Kami memiliki kekuatan statistik yang lebih untuk mendeteksi antara kanker dan kopi,” kata Mia Hashibe, kepala peneliti, seperti dikutip dari Times of India.

Studi tentang hubungan antara kopi dan kanker menurut sebagian orang cukup membingungkan dan kadang-kadang hasilnya kontradiktif. Hal itu karena minum kopi bisa jadi penanda faktor gaya hidup lainnya yang bisa meningkatkan risiko kanker, seperti merokok dan konsumsi alkohol.

Appendisitis

Definisi

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks. Apendiks disebut juga umbai cacing. Kita sering salah kaprah dengan mengartikan apendisitis dengan istilah usus buntu, karena usus buntu sebenarnya adalah sekum. Organ apendiks pada awalnya dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh). Organ ini cukup sering menimbulkan masalah kesehatan dan peradangan akut apendiks yang memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumya berbahaya.

Epidemiologi
Apendisitis paling sering ditemukan pada usia 20 sampai 40 tahun. Penyakit ini jarang ditemukan pada usia yang sangat muda atau orang tua, dikarenakan bentuk anatomis apendiks yang berbeda pada usia tersebut.

Penyebab
Kita sering mengasumsikan bahwa apendisitis berkaitan dengan makan biji cabai. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun yang mendasari terjadinya apendisitis adalah adanya sumbatan pada saluran apendiks. Yang menjadi penyebab tersering terjadinya sumbatan tersebut adalah fekalit. Fekalit terbentuk dari feses (tinja) yang terperangkap di dalam saluran apendiks. Selain fekalit, yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan adalah cacing atau benda asing yang tertelan.  Beberapa penelitian menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat terhadap timbulnya apendisitis. Kebiasaan makan makanan rendah serat dapat mengakibatkan kesulitan dalam buang air besar, sehingga akan meningkatkan tekanan di dalam rongga usus yang pada akhirnya akan menyebabkan sumbatan pada saluran apendiks. More

Aborsi

Definisi

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan atau berat bayi kurang dari 500 g (ketika janin belum dapat hidup di luar kandungan).1  Angka kejadian aborsi meningkat dengan bertambahnya usia dan terdapatnya riwayat aborsi sebelumnya. Proses abortus dapat berlangsung secara :

  1. Spontan / alamiah (terjadi secara alami, tanpa tindakan apapun)
  2. Buatan / sengaja (aborsi yang dilakukan secara sengaja),
  3. Terapeutik / medis (aborsi yang dilakukan atas indikasi medik karena terdapatnya suatu permasalahan atau komplikasi).

Frekuensi terjadinya aborsi di Indonesia sangat sulit dihitung secara akurat karena banyaknya kasus aborsi buatan / sengaja yang tidak dilaporkan. Berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2 juta kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya. Pada penelitian di Amerika Serikat terdapat 1,2 – 1,6 juta aborsi yang disengaja dalam 10 tahun terakhir dan merupakan pilihan wanita Amerika untuk kehamilan yang tidak diinginkan. Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.

Alasan

Aborsi yang dilakukan seorang wanita hamil memiliki berbagai macam alasan, baik alasan medis maupun alasan non medis. Menurut studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998), menyatakan bahwa hanya 1 % kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim satu darah), 3 % karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3 % karena janin akan tumbuh dengan cacat tubuh yang serius. Sedangkan 93 % kasus aborsi lainnya adalah karena alasan-alasan non medis diantaranya adalah tidak ingin memiliki anak dengan alasan takut mengganggu karir atau sekolah, tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak, dan tidak ingin memiliki anak tanpa ayah.

Penyebab

Penyebab abortus spontan bervariasi meliputi infeksi, faktor hormonal, kelainan bentuk rahim, faktor imunologi (kekebalan tubuh),  dan penyakit dari ibu. Penyebab abortus pada umumnya terbagi atas faktor janin dan faktor ibu.

Faktor Janin

Pada umumnya abortus spontan yang terjadi karena faktor janin disebabkan karena terdapatnya kelainan pada perkembangan janin [seperti kelainan kromosom (genetik)], gangguan pada ari-ari, maupun kecelakaan pada janin. Frekuensi terjadinya kelainan kromosom (genetik) pada triwulan pertama berkisar sebesar 60%.

Faktor ibu

Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor ibu yang dapat menyebabkan abortus spontan adalah faktor genetik orangtua yang berperan sebagai carrier (pembawa) di dalam kelainan genetik; infeksi pada kehamilan seperti herpes simpleks virus, cytomegalovirus, sifilis, gonorrhea; kelainan hormonal seperti hipertiroid, kencing manis yang tidak terkontrol; kelainan jantung; kelainan bawaan dari rahim, seperti  rahim bikornu (rahim yang bertanduk), rahim yang bersepta (memiliki selaput pembatas di dalamnya)  maupun parut rahim akibat riwayat kuret atau operasi rahim sebelumnya.  Mioma pada rahim juga berkaitan dengan angka kejadian aborsi spontan.
Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya abortus adalah :

  1. Usia ibu yang lanjut
  2. Riwayat kehamilan sebelumnya yang kurang baik
  3. Riwayat infertilitas (tidak memiliki anak)
  4. Adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan
  5. Infeksi (cacar, toxoplasma, dll)
  6. Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat-obatab, alkohol, radiasi)
  7. Trauma pada perut atau panggul pada 3 bulan pertama kehamilan
  8. Kelainan kromosom (genetik)

Tanda dan Gejala

  1. Nyeri perut bagian bawah
  2. Keram pada rahim
  3. Nyeri pada punggung
  4. Perdarahan dari kemaluan
  5. Pembukaan leher rahim
  6. Pengeluaran janin dari dalam rahim

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan USG, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan hormonal kadar B-hCG.

Tatalaksana pasca abortus

Pemeriksaan untuk mencari penyebab abortus spontan dengan menggunakan USG atau kadar B-hCG selama 1-2 bulan berikutnya. Sesudah mengalami abortus, ibu dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu gunakan kontrasepsi kondom atau pil).

Sindrom Pra-menstruasi

Sindrom pre-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan proses terjadinya siklus menstruasi wanita. Sekitar 80% – 95% persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya.

Gejala tersebut dapat diprediksi. Acapkali terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya. Sebagian kecil dari kalangan wanita antara usia 20 hingga 35 tahun dapat  mengalami sindrom pra-menstruasi dengan sangat hebat pengaruhnya. Terkadang mengharuskan mereka beristirahat dari kesibukan rutinitias hariannya.

Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan. Gejala tersebut terjadi sekitar dua minggu sebelum haid dan seringkali dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif.

Menurut suatu penelitian, sekitar 40% kaum wanita yang berada usia kisaran 14 – 50 tahun mengalami sindrom pra-menstruasi. Bahkan survey tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.

PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom ini akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.

Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang memiliki kepekaan terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS.

Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima).

Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).

Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 – 45 tahun).

Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).

Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS).

Keenam, kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.

Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

Kenali jenis macam PMS
Tipe dan gejalanya Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri:

PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.

PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

Ada pula kram perut Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.

Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, seringkali derita ini sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan mengharuskan penderita beristirahat ataupun sampai meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.

Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai terasa 10 – 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.

Untuk mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 – 10 hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen.[]

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_pramenstruasi

Previous Older Entries