Solusi Kelangkaan Bidan di Daerah

img
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengeluhkan kelangkaan bidan di 20 persen desa seluruh Indonesia. Beberapa solusi yang ditawarkan pemerintah adalah pemberian antara lain pemberian insentif untuk yang ditugaskan di daerah terpencil dan rekrutmen putra daerah.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2010, 175.124 bidan yang terdaftar belum mampu mencukupi kebutuhan di lebih dari 80 ribu desa di seluruh Indonesia. Diperkirakan ada 20 persen desa belum memiliki bidan desa sendiri. More

Penyakit kulit Panu atau Pityriasis versicolo

Penyakit kulit panu disebabkan oleh jamur. Biasanya diderita oleh seseorang yang sudah mulai banyak beraktifitas dan mengeluarkan keringat. Apakah ia itu anak kecil, orang muda atau orang tua. Panu, atau biasa disebut Pityriasis versicolor banyak disebabkan oleh jamur Pityrosporum ovale dan merupakan penyakit kronis yang sering berulang.

Panu atau di dunia medis disebut dengan bahasa aneh Pityriasis versicolor, merupakan infeksi jamur di permukaan kulit. Biasanya kumat-kumatan dan tak jarang tanpa keluhan (asimptomatis). Penyakit ini disebabkan oleh Pityrosporum ovale.

Definisi medisnya adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula  di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal. Infeksi jamur superfisialis yang kronis dan asimtomatis   disebabkan oleh Malassezia furfur menyerang stratum    korneum dari epidermis.

Pada awalnya tidak ada gejala yang menunjukkan seseorang akan menderita panu. Tahu-tahu timbul bercak-bercak di kulit yang terasa gatal. Ada yang unik dari panu, bila diderita orang yang berkulit putih, maka bercak yang tampak adalah berwarna kemerahan. Bila diderita orang berkulit gelap, maka bercak yang tampak adalah warna keputihan (Pityriasis versicolor). Bila terdapat di daerah kulit yang tertutup, maka akan tampak sebagai bercak kecoklatan atau hitam (Pityriasis versicolor nigra). Karena terdapat beberapa warna itulah maka panu disebut Pityriasis versicolor.

Di dalam berbagai literatur kedokteran ada beberapa istilah untuk menyebut penyakit panu, seperti:
1. Tinea versicolor
2. Tinea versikolor
3. Pityriasis versicolor
4. Pitiriasis versikolor
5. Pitiriasis versikolor flava
6. Tinea flava
7. Chromophytosis
8. Kromofitosis
9. Dermatomycosis furfuracea
10. Dermatomikosis
11. Liver spots
12. Aeromia parasitica
13. Kleinenflechte
14. Hodi-Potsy
15. Cutaneous fungal infection

Misteri Penyakit Panu yang Jarang Diketahui Manusia

Gejala yang biasanya timbul adanya bercak-bercak entah itu putih, coklat atau merah, tergantung warna kulit. Kemudian teraba seperti bersisik halus. Sisik itu bila digaruk, akan keluar putih-putih kecil seperti butiran bedak. Selain itu, bila sedang berkeringat akan terasa sangat gatal.

Penyebab dan pencetus

Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale) merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu.

Alasan mengapa organisme ini menyebabkan panu, pada beberapa orang sementara tetap sebagai flora normal pada beberapa orang lainnya, belumlah diketahui. Beberapa faktor, seperti kebutuhan nutrisi organisme dan respon kekebalan tubuh inang (host’s immune response) terhadap organisme sangatlah signifikan.

Sebagai organisme yang lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid) untuk pertumbuhan in vitro dan in vivo.
Lebih lanjut, tahap miselium dapat dirangsang in vitro dengan penambahan kolesterol dan ester kolesterol pada medium yang tepat. Karena organisme ini lebih cepat berkoloni/mendiami kulit manusia saat pubertas dimana lemak kulit meningkat lebih banyak dibandingkan pada masa remaja (adolescent) dan panu bermanifestasi di area yang “kaya minyak” atau sebum-rich areas (misalnya: di dada, punggung), variasi lemak di permukaan kulit individu dipercaya berperan utama dalam patogenesis penyakit.

Bagaimanapun juga, penderita panu dan subjek kontrol tidak memperlihatkan perbedaan kuantitatif atau kualitatif pada lemak di permukaan kulit.

Lemak di permukaan kulit penting untuk kelangsungan hidup M furfur pada kulit manusia normal, namun M furfur mungkin sedikit berperan pada perkembangan (pathogenesis) panu.

Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa dibandingkan lemak, asam amino lebih berperan di dalam kondisi sakit (diseased state) atau dengan kata lain sedang terkena panu. Secara in vitro, asam amino asparagin menstimulasi pertumbuhan organisme, sedangkan asam amino lainnya, glisin, menginduksi (menyebabkan) pembentukan hifa. Pada dua riset yang terpisah, tampak bahwa secara in vivo, kadar asam amino meningkat pada kulit pasien yang tidak terkena panu.

Faktor kausatif lainnya yang juga signifikan adalah sistem kekebalan tubuh/imun penderita. Meskipun sensitization melawan antigen M furfur biasa terlihat pada populasi umum (sebagaimana dibuktikan oleh studi/riset transformasi limfosit), fungsi limfosit pada stimulasi organisme terbukti lemah (impaired) pada penderita yang terserang panu. Hasil (outcome) ini sama dengan situasi sensitization dengan Candida albicans. Singkatnya, kekebalan tubuh yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity) berperan pada penyebab (timbulnya) penyakit.

Udara panas dan lembab, kehamilan, pil KB, faktor genetik, pemakaian obat golongan steroid (antialergi anti-inflamasi, misalnya: prednison, deksametason, betametason, dan lain-lain)

Panu disebabkan oleh organisme lipofilik dimorfik, Malassezia furfur, yang hanya dapat dikultur pada media yang diperkaya dengan asam lemak berukuran C12- sampai C14. Malassezia furfur atau yang juga dikenal dengan nama singkat M furfur, merupakan salah satu anggota dari flora kulit manusia normal (normal human cutaneous flora) dan ditemukan pada bayi (infant) sebesar 18% sedangkan pada orang dewasa mencapai 90-100%.

Pityrosporon orbiculare, Pityrosporon ovale, dan Malassezia ovalis merupakan nama lain (sinonim) dari Malassezia furfur.
Sebelas spesies M furfur telah teridentifikasi, dan Malassezia globosa merupakan salah satu organisme yang biasa ditemukan pada penderita panu. Organisme ini dapat ditemukan pada kulit yang sehat dan pada area kulit yang terkena penyakit kulit (cutaneous disease). Pada penderita dengan penyakit klinis, organisme ini ditemukan baik pada tingkat spora/ragi (yeast/spore stage) dan bentuk filamentosa (hyphal).

Sebagian besar kasus panu dialami oleh orang yang sehat tanpa disertai penurunan sistem kekebalan tubuh (immunologic deficiencies). Meskipun demikian, beberapa faktor dapat memengaruhi beberapa orang terkena panu sekaligus memicu berubahnya bentuk (conversion) dari ragi saprofit (saprophytic yeast) menjadi bentuk morfologis miselium, parasitik.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Kecenderungan (predisposition) genetik.
2. Lingkungan yang lembab, hangat.
3. Immunosuppression.
4. Malnutrition.
5. Cushing disease.

Mekinisme Terjadinya penyakit (patogenesis dan patofisiologi)

Human peptide cathelicidin LL-37 berperan dalam pertahanan kulit melawan Malassezia globosa.

Meskipun merupakan bagian dari flora normal, M furfur dapat juga menjadi patogen yang oportunistik. Organisme ini dipercaya juga berperan pada penyakit kulit lainnya, termasuk Pityrosporum folliculitis, confluent and reticulate papillomatosis, seborrheic dermatitis, dan beberapa bentuk dermatitis atopik.

Sebagai tambahan, panu merupakan penyakit kulit yang tidak berbahaya (benign skin disease) yang menyebabkan papula atau makula bersisik pada kulit. Sebagaimana namanya, tinea versikolor, (versi berarti beberapa) kondisi yang ada dapat memicu terjadinya perubahan warna (discoloration) pada kulit, berkisar dari putih menjadi merah menjadi coklat. Keadaan ini tidak menular karena patogen jamur kausatif (causative fungal pathogen) merupakan penghuni normal pada kulit.

Kulit penderita panu dapat mengalami hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Pada kasus hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase [hasil dari aksi/kerja inhibitor tyrosinase dari asam dicarboxylic yang terbentuk melalui oksidasi beberapa asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) pada lemak di permukaan kulit] secara kompetitif menghambat enzim yang diperlukan dari pembentukan pigmen melanocyte. Pada kasus panu dengan makula hiperpigmentasi, organisme memicu pembesaran melanosom yang dibuat oleh melanosit di lapisan basal epidermis.

Perubahan bentuk Malassezia dari blastospora menjadi miselium dipengaruhi oleh berbagai faktor predisposisi. Asam dikarboksilat, yang dibentuk oleh oksidasi enzimatis asam lemak pada lemak di permukaan kulit, menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis dan dengan demikian memicu hipomelanosis. Enzim ini terdapat pada organisme (Malassezia).
PANU kulit gelap

Penyakit ini sering kambuh. Menimbulkan bekas berwarna putih pada kulit yang terkena jamur setelah pengobatan. Kadang sulit dibedakan dengan alergi. Padahal jika jamur ini diberi obat anti inflamasi golongan steroid, awalnya seolah membaik, tapi sebenarnya akan bertambah luas karena anti alergi anti-inflamasi golongan steroid tidak boleh diberikan (kontra indikasi) pada penyakit jamur.

Getaran Sangat Kuat, Mencapai 5 MMI di Banda Aceh

Getaran Sangat Kuat, Mencapai 5 MMI di Banda Aceh
Hery Winarno – detikNews

<a href=’http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE’ target=’_blank’><img src=’http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a59ecd1b’ border=’0′ alt=” /></a>

Jakarta – Gempa yang terjadi Aceh memiliki getaran yang sangat kuat, getaran mencapai 5 Modified Mercalli Intensity (MMI) di Kota Banda Aceh. Warga pun berhamburan keluar jalan.

“Getaran yang kita catat sampai 5 MMI, pas kejadian berlangsung warga banda Aceh berlarian keluar rumah,” ujar petugas BMKG Banda Aceh, Shahnan, saat dihubungi detikcom, Minggu (9/5/2010).

Shahnan menjelaskan jika getaran berkekuatan 5 MMI menandakan jika seluruh warga di tempat tersebut dapat merasakan getaran dengan sangat kuat.

“Kalau hanya II atau III MMI sebagian warga merasakan ada sebagian tidak, kalau V semua pasti merasakan karena itu kuat getarannya,” terangnya.

BMKG Kota Banda Aceh sendiri berencana membunyikan early warning agar masyarakat cepat-cepat mengungsi.

“Saya baru mau ke Pemda dulu, kita mau koordinasi soal perlu tidak menyalakan early warning,” pungkas Shahnan yang berada 7 km dari pusat kota.

Sri Mulyani Akhirnya ‘Cicipi’ Mobil Baru


<a href=’http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE’ target=’_blank’><img src=’http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3db6179′ border=’0′ alt=” /></a>

Jakarta – Setelah lama malu-malu menggunakan mobil dinas baru, Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya ‘unjuk gigi’ dengan mobil dinas barunya yang bermerek Toyota Crown Royal Saloon. Mobil ini terlihat di depan Gedung Direktorat Jenderal Pajak, saat dirinya menggelar rapat pimpinan Kementerian Keuangan, Senin (5/4/2010).

Menurut beberapa sumber yang ditemui detikFinance, mobil dinas baru ini telah digunakan Sri Mulyani sejak pekan lalu. Namun, sejak berbagai kasus miring di Kementerian Keuangan mencuat, mobil senilai Rp 1,3 miliar ini lebih sering ‘nongkrong’ di basement kantornya, sehingga tidak terlihat pantauan wartawan.

Apalagi sejak pekan lalu, Sri Mulyani bertolak ke London untuk menghadiri pertemuan mengenai Climate Change dalam forum dewan penasihat PBB hingga Kamis.

Mobil baru Sri Mulyani ini menggunakan pelat nomor B 1189 RFS. Saat rapat berlangsung, kendaraan baru nan kinclong ini setia menunggu majikannya di depan gedung baru DJP.

Sejak pagi, pengamanan di Gedung Utama Kantor Pusat Ditjen Pajak, tempat rapat ini digelar, sangat ketat. Bahkan, para wartawan yang ingin memasuki gedung ini pun dihalau oleh petugas keamananan. Beberapa petugas keamanan juga tampak mengusir pewarta televisi yang mencoba mengambil gambar aktivitas gedung Ditjen Pajak.

“Rapatnya sangat tertutup, jadi dilarang masuk gedung,” kata salah seorang petugas keamanan, di kantor pusat Ditjen Pajak, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (5/4/2010).

Kasubdit Humas Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Richard Burton mengatakan, rapat ini merupakan rapat rutin yang dilakukan oeh seluruh pejabat eselon II, eselon III di jajaran Ditjen pajak.

“Rapat rutin saja. Nggak tahu juga ngomongin Gayus atau nggak,” ujar Richard.

Sejak kasus Gayus Tambunan mencuat, kantor Ditjen Pajak selalu menjadi sasaran para pemburu berita. Setiap harinya, kantor ini selalu ramai disambangi para wartawan dari berbagai media.
(dnl/qom)

Membuat Web

Ternyata membuat web itu mudah tidak sulit seperti yang dibayangKAn.